Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Minggu, 04 Maret 2012

Ada Saat Kita Harus Keras


Hidup berdemokrasi harusnya segala hal meski harus diselesaikan dengan musyawarah untuk mencapai mufakat. Itu yang dikatakan guru PPKn ku waktu SD dulu dan itu menjadi salah satu soal ulangan yang selalu kujawab benar. Namun seiring berjalannya waktu bahkan hingga 11 tahun pasca revormasi ini, ungkapan tersebut tidak bisa diperaktekkan sepenuhnya. Ya, begitulah kehidupan kita, hanya bagus dikonsep. Sehingga jika ada soal serupa disodorkan kehadapanku saat ini, aku akan menjawabnya TERGANTUNG KEADAAN.

Dalam keadaan normal, dimana sistem terus berjalan dengan sempurna. Tentu jalan terbaik adalah mengikuti sistem tersebut. Namun saat kita sudah menuruti apa maunya orang lain, saat kita selalu mengalah, namun kita tidak mendapatkan apa yang seharusnya menjadi hak kita. Saat itu harga diri kita sudah diinjak-injak, seakan kita tidak ada harganya. Saat itu kita perlu tunjukkan taring kita, dan itu jalan satu-satunya.

Senyum Itu.....

Apakah Anda pernah tersenyum ? Hmmm, kalau tidak pernah kelewatan banget ya.
He he he. Semoga saja anda tidak termasuk yang ini. Ingat senyum itu memiliki arti dan makna yang sangat mendalam. Nabi Muhammad sendiri suka senyum. Bahkan beliau bersabda bahwa senyum itu sedekah .

Bayangkan. Senyum dimaknai sedekah dan tentu saja dapat pahala. Begitu pentingnya senyum itu ya. 
Sebuah senyuman memiliki arti lebih dalam daripada sekedar sebuah ekspresi ceria. Lengkungan di bibir menyiratkan sebuah komunikasi sosial .

Penulis Marianne LaFrance dalam buku barunya ‘Lip Service’ menulis 
Bahwa setiap senyuman merupakan sebuah magnet sosial, parameter kepercayaan, sebuah perangkat penebar kemarahan, alat tawar menawar, hingga alat menjaga ikatan sosial.

Itulah sebabnya, sunggingan di wajah merupakan ekspresi yang paling cepat dikenali. “Tak peduli apakah itu senyum nyengir, menyeringai menakutkan, atau berseri-seri, semuanya memiliki arti,” ujar LaFrance, Profesor Psikologi Universitas Yale. Dia menambahkan, sebuah senyuman bahkan berpengaruh pada politik, pekerjaan, hubungan, dan budaya.

Meskipun tersenyum sering menandakan kebahagiaan, ekspresi ini juga menyampaikan berbagai emosi mulai dari menghibur, rasa malu, penipuan hingga menghina.
Studinya menyebut, ada perbedaan cara tersenyum pria dan wanita . Wanita rata-rata lebih banyak tersenyum ketimbang pria. Salah satu alasannya, kata LaFrance, adalah alasan biologis.
Para peneliti menemukan otot senyum utama, yang dikenal sebagai zygomaticus lebih besar dan tebal pada wanita daripada pria.  Kedua, area kerja wanita kebanyakan membutuhkan sosialisasi yang lebih banyak dibanding pria. Dan, umumnya wanita lebih cenderung memiliki keinginan bersosialisasi.

“ Wanita sering berperan mengatur kegiatan sosial, mengurangi konflik, dan peduli kehidupan emosional orang lain,” tambah LaFrance.
Meskipun senyum biasanya memperlihatkan ekspresi positif ada sisi gelap dalamnya. Seperti tersenyum saat menyembunyikan perasaan atau bersikap sinis.  “ Senyum merupakan sebuah topeng yang besar,” kata LaFrance.
“ Senyum adalah
 sebuah pendekatan paling mudah saat pendekatan lain tidak bekerja,

Jangan Takut Ketika Jalan Kebenaran yang Kau Ambil Adalah Jalan yang Sepi

Seorang Filsuf sejati ibarat seekor burung elang. Terbang sendiri. Melanglang angkasa, mengedarkan pandangan yang tajam dan luas, mengawasi dan waspada.

Sedangkan filsuf gadungan seperti kawanan burung gagak. Terbang bergerombol, berkoak-koak di angkasa dengan suara memekakkan, tapi kotorannya memenuhi bumi yang ada di bawah mereka.

Beginilah pesan Galileo Galilei pada anaknya Maria Celeste ketika ia terasing di penjara karna teori heliosentriknya yang membuat dewan gereja katolik roma geram.
Jangan pernah merasa takut akan kesendirian dan terasing karna anda mempertahankan prinsip yang benar!
Jadilah seekor elang yang memiliki mata tajam, kecekatan, dan kewibawaan. Meskipun banyak tantangan yang dihadapi untuk mempertahankan kebenaran. Yakinlah, itulah proses menuju kemuliaan.

Biarkan sekumpulan gagak berkoak karena sesungguhnya celotehan mereka tak membawa manfaat hanya berupa sampah yang di bungkus dengan kemasan yang indah.
Ketika anda menjadi elang maka anda menjadi orang yang benar-benar cerdas, bukan orang yang berpura-pura cerdas.

Bersabarlah! Ketika jalan yang anda tempuh adalah jalan yang sepi tanpa pendukung. Karna sesungguhnya seseorang yang benar-benar cerdas tak pernah bereuforia dukungan, namun seorang yang benar-benar cerdas hanya memikirkan apakah pemikirannya membawa manfaat bagi orang di sekitarnya.

3 BIG QUESTIONS

Berapa jumlah satelit planet Jupiter ?
Bagaimana dengan tumbukkan besar itu bisa membentuk alam semesta ini ?
Dalam satu kali bertelur seekor semut bisa menelurkan berapa telur?
Jika gas amoniak di uraikan menjadi senyawa2 kecil dan di campur dengan belerang kira2 zat apa yg akan terbentuk ?
Siapakah penemu bakteri pertama kali?
 
Hmmm…. gimana bisa gak njawab pertanyaan2 di atas?
Apakah itu pertanyaan2 yang sulit?
Atau masih terlalu mudah untuk sahabat semua :)

Pertanyaan-pertanyaan di atas emang sulit-sulit sich apalagi untuk yang jarang baca buku hehehe (just kidding, untuk motivasi sahabat biar rajin baca buku), tapi semua pertanyaan tidak cukup sulit karena kita bisa ajah mencari “buku pintar” atau buka-buka buku ensklopedia atau cukup search di mesin pencari di internet, tinggal enter, keluar dech jawabannya.
Tapi ada pertanyaan yang besar yang bisa kita sebut dengan simpul semua pertanyaan-pertanyaan yang lainnya, yang pertanyaan ini kudu kita jawab dengan jawaban yang bener dan proses berfikir yg benar pula. Karena bener atau salahnya jawaban kita akan mempengaruhi pandangan kita terhadap hidup ini (waduw kok bisa ya?) Penasaran??? Oke kita masuki ke 3 Big Questions itu yukkk….
Sahabat semua orang kudu memikirkan 3 pertanyaan besar ini, karena ini menyangkut dirinya, yaitu :
  1. dari mana kita berasal ?
  2. untuk apa kita di dunia ?
  3. mau kemana kita setelah di dunia ini ?
dan yang lebih penting lagi adakah kaitannya antara ke 3 pertanyaan tadi? (nah loh…. )
hmmm….. banyak jawaban tuk pertanyaan di atas.

Mungkin ada yg menjawab kita berasal dari bapak dan ibu kita, ada juga yang menjawab kita berasal dari Tuhan, atau ada yg menjawab kita berasal dari materi yg bernama ovum dan sprema hingga jadilah manusia. Semua jawaban terlihat benar semua tapi mana jawaban yg benar sejati (mau nulis benar2 benar khawatir malah bingung he he … ). Bila kita berasal dari materi maka apakah mampu materi tersebut akan berjalan sendiri dengan keinginanya, hingga akhirnya membentuk segumpal darah, segumpal daging, terbentuk sistem pencernaan, sistem pernafasan, sistem pendengaran, sistem pengelihatan, semuanya dengan sendirinya, ya dengan sendirinya. Mungkinkah??? Akal yg sehat akan mengatakan tidak mungkin, bila sesempurna ini. Pasti ada permulaan, pasti ada penciptaan, pasti ada pengaturan dan sel-sel yang tunduk di bawah pengaturan. Maka pasti ada yang sangat Agung yang mengatur ini semua, maka pasti ada yang sangat Sempurna yang menyeru ini semua, sesuatu ini tak mungkin sama dengan yang dibuatnya, sesuatu ini pasti berbeda, yang tidak memerlukan bantuan, yang kekal dan tidak terbatas. Ya itulah Tuhan, dan tiada Tuhan selain AlLoh yang berhak disembah. Jadi kita semua berasal dari AlLoh, kita adalah makhluk ciptaanNya.

Oooohhh…… ternyata asal kita merupakan Penciptaan dan Kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa, yaitu tiada Tuhan selain AlLoh SWT.

Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang Telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa 
(QS al Baqoroh : 21)

Oke satu pertanyaan besar terjawab sudah. Next Big Question, untuk apa kita ada di dunia?… Untuk senang2, untuk cari uang sebanyak-banyaknya, untuk memuaskan keinginan2 kita atau untuk apa?… mungkin sebagian dari sahabat menjawab seperti jawaban di atas. Baiklah, hidup ini memang indah, maka harus kita nikmati dengan sebaik-baiknya. Ada yg pernah makan kue tart tidak? Atau black forest..??? hhmmm yummy… enak ya kue-kue itu. Bentuknya juga sangat menarik, tapi apa yg terjadi kalo kita makan sebanyak2nya tanpa kontrol, padahal “kebutuhan” perut kita dah kenyang tapi “keinginan” kita masih ingin saja melahap habis satu loyang black forest. Yup, yup… bisa jadi kita muntah (sorry… agak jorok)… intinya kita ini tidak tahu apa yg terbaik tuk kita, kalo tidak ada yang memberi tahu. Kalo Cuma lihat bentuknya/penampilannya saja kita lebih sering salah. Di Al Qur’an AlLoh sudah mengingatkan kita.
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), Karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. (QS al Hujurat : 12).
ya kita manusia, tidak tahu apa yang terbaik buat kita. Oleh karena itu kita serahkan saja pada yang paling mengerti tentang kita, yaitu pencipta kita (AlLah SWT), sehingga untuk menjawab pertanyaan ”untuk apa kita ada di dunia” maka Islam sudah mempunyai jawaban (keren yak islam :) )… manusia hidup di dunia adalah untuk beribadah kepada-Nya, yaitu untuk mentaati AlLah SWT dan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya dalam segala aspek kehidupan.

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah (beribadah) kepada-Ku. (QS ad Dzariyat : 56)

Arti ibadah secara khusus adalah ketaatan kepada hukum syara’ yang mengatur hubungan manusia dengan Rabbnya, seperti sholat, zakat, haji, puasa dan doa dan lain sebagainya.




Mengaktualisasikan ibadah arti umum inilah yang secara konkret merupakan misi hidup manusia di dunia menurut Islam. Aktualisasi ibadah terwujud ketika seorang muslim mengikatkan dirinya dengan aturan-aturan Islam dalam segala aktivitasnya, baik ketika berhubungan dengan AlLah SWT, berhubungan dengan orang lain, maupun dengan dirinya sendiri. Begitu….. dalam segala aktivitas dah semua harus senantiasa terikat dengan aturan Islam, kalo ada aktivitas kita yg tidak terikat dengan hukum, weee kudu segera putar arah 180 derajat tuch alias kembali pada aktivitas yg terikat aturan Islam.

Nah the last BIG QUESTION adalah mau kemana kita setelah hidup di dunia… ibarat sebuah perjalanan kita harus mempunyai tujuan. Alangkah sedihnya kalo kita misalnya mau jalan-jalan tapi gak tau tujuan kita mau kemana? Hanya berputar-putar saja, hmmm sepertinya jalan-jalan kita menjadi kurang menarik dan kurang mengesankan. Beda dengan ketika kita sudah tahu apa yg kita tuju. Misalnya, kita mau pergi menikmati segarnya udara pegunungan, pastinya meskipun sepanjang perjalanan kita mendapati udara yg panas atau perjalanan yg melelahkan tapi bayangan akan segarnya udara pegunungan atau indahnya pemandangan hutan pinus dan gemericik air sungai bening membuat kita tetap bersemangat menjalani perjalanan ini. Begitu juga dengan kehidupan, mau kemana tujuan kita setelah hiduppun harus mendapatkan jawaban… benar, setelah kehidupan kita akan kembali pada Pencipta kita yaitu Allah SWT. Memilih 1 dari 2 tempat akhir kehidupan manusia akankah terbakar di NERAKA-NYA karena segala kemaksiatan dan keangkuhan kita selama di dunia, atau menikmati sejuknya SURGA-NYA karean ketundukkan dan kesabaran kita menjalani kehidupan dunia dengan selalui patuh dan tunduk akan perintah dan laranganNya. Hmmm…. ya, qt yg memilihnya… pilihan kita di mulai dari bagaimana qt menjalani kehidupan qt.

3 BIG QUESTIONS udah terjawab dengan sempurna, masih ada waktu, belum terlambat ^_^..

Senin, 27 Februari 2012

TEGURAN BAGI KAUM WANITA

Allah Subhannahu wa Ta’ala Berfirman,
Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh dia telah sesat, sesat yang nyata. (Al-Ahzab :36). 
Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda,“Setiap umatku (yang bersalah) akan dimaafkan, kecuali orang yang secara terang-terangan (berbuat maksiat).”(Muttafaqun ‘alaih). 

Sementara wanita yang menampakkan aurat dan keindahan tubuh, telah nyata-nyata menampakkan kemaksiatan secara terang-terangan. Hal ini dikarenakan Allah telah menjelaskan batasan aurat seorang wanita, perintah untuk menutupinya ketika di hadapan orang asing (bukan mahram) serta mencela dan melaknat wanita yang memamerkan auratnya di depan umum
Wahai para wanita…tahukah anda bahwa:
* Semakin banyak pandangan lelaki yang tergiur denganmu semakin bertumpuk pula dosa-dosamu
* Semakin sang lelaki menghayalkanmu…semakin berhasrat denganmu maka semakin bertumpuk pula dosa-dosamu
* Janganlah anda menyangka senyumanmu yang kau tebarkan secara sembarangan tidak akan ada pertanggungjawabannya kelak..!!!. Bisa jadi senyumanmu sekejap menjadi bahan lamunan seorang lelaki yang tidak halal bagimu selama berhari-hari.. apalagi keelokan tubuhmu….
* Bayangkanlah… betapa bertumpuk dosa-dosa para artis dan penyanyi yang aurotnya diumbar di hadapan ribuan…bahkan jutaan para lelaki??
* Jika anda menjaga kecantikanmu dan kemolekan tubuhmu hanya untuk suamimu…maka anda kelak akan semakin cantik dan semakin molek di surga Allah…

Akan tetapi jika anda umbar kecantikanmu dan kemolekanmu maka ingatlah itu semua akan sirna dan akan lebur di dalam liang lahad menjadi santapan cacing dan ulat…dan di akhirat kelak…bisa jadi berubah menjadi bahan bakar neraka jahannam!!!

Minggu, 01 Januari 2012


KESADARAN HUKUM SANTRIWAN/SANTRIWATI TERHADAP KEDISIPLINAN MENTAATI
TATA TERTIB PESANTREN

PENDAHULUAN
Dalam UUD 1945 pasal 27 ayat 1, dijelaskan bahwa segala warga negara bersamaan kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan itu dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Menganalisis pasal 27 tersebut tersirat bahwa setiap warga negara tanpa ada kecualinya wajib menjunjung hukum dan pemerintahan dengan kata lain setiap warga negara wajib berperilaku sadar hukum dan menegakkan aturan-aturan hukum yang telah ditetapkan pemerintah. Begitu pula dengan santriwan/santriwati di pesantren wajib berperilaku sadar hukum baik dilingkungan keluarga, sekolah, masyarakat sampai kepada ruang lingkup yang lebih luas lagi yaitu negara, karena santriwan/santriwati pesantren merupakan bagian adari warga negara Indonesia. Dengan diberikannya pendidikan yang bermuatan agama, nilai dan moral, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran hukum santriwan/santriwati, mencegah mereka melakukan tindakan yang menyimpang, melanggar norma hukum, kesusilaan, kesopanan moral dan norma agama.
Menurut Soekanto ( 1987 : 207 ), “kesadaran hukum merupakan suatu penilaian terhadap hukum yang ada serta hukum yang seharusnya ada”. Jadi kesadaran hukum merupakan penilaian seseorang terhadap hukum ( hukum positif atau hukum yang dicita-citakan ), apakah hukum tersebut baik atau tidak baik ; atau apakah hukum itu adil atau tidak adil. Sebenarnya yang ditekankan adalah nilai-nilai tentang fungsi hukum dan bukan suatu penilaian hukum terhadap kejadian-kejadian yang konkrit atau dalam masyarakat yang bersangkutan, karena merupakan abstraksi dari pengalaman-pengalaman pribadi.
Untuk aspek tata tertib di pesantern dapat diwujudkan apabila santriwan/santriwati tersebut memiliki kesadaran hukum yang tinggi, yang ditandai salah satunya dengan mentaati tata tertib yang ada di pesantren. Berdasarkan uraian diatas maka kita akan melihat bagaimana kesadaran hukum santriwan/santriwati terhadap kedisiplinan mentaati tata tertib pondok pesantren. Maka masalah tersebut harus mendapat perhatian dari semua pihak terutama kalangan pendidik uztad/uztadzah, bagaimana mendidik santriwan/santriwati agar menjadi warga negara yang baik, memiliki pengetahuan, pemahaman dan sikap serta perilaku yang tertib hukum.

PEMBAHASAN
A.      PENGETAHUAN HUKUM
Pada umumya pengetahuan hukum santriwan/santriwati sudah sangat baik seperti norma, hukum dan peraturan, meliputi : tata tertib di kehidupan keluarga, tata tertib di pesantren, norma yang berlaku di warga negara, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum, dan peradilan nasional.
Pengetahuan santriwan/santriwati didapatkan dari diskusi pelajaran yang berkaitan dengan kesadaran hukum, arahan dari uztad/uztadzah yang disisipkan dalam mata pelajaran yang diberikan oleh ustad/ustadzah di pesantren. Mayoritas santriwan/sntriwati mengetahui kesadaran hukum secara umum. Tetapi dari segi substansi yang lebih spesifik mereka kurang memahami.

B.       PEMAHAMAN HUKUM
Sebenarnya para santriwan/santriwati yang melakukan pelanggaran mengetahui bahwa pelanggarannya salah, namun mereka kurang menyadari akibat dari perbuatannya, yang tidak saja merugikan dirinya sendiri tetapi juga merugikan orang lain karena bisa menimbulkan keresahan dilingkungan pesantren khususnya. Santriwan lebih sering terlibat pada kasus-kasus yang biasa dilakukan di pesantren, walaupun pada beberapa kasus ada santriwati yang terlibat. Mengapa hal tersebut dapat terjadi, salah satunya dikarenakan perbedaan biologis dan psikologis antara santriwan dan santriwati. Secara psikologis dapat dianalisis dengan melihat cara berfikir atau cara pandang, santriwati memiliki sifat dengan mengaitkan satu hal dengan lainnya dalam bentuk lingkaran saling berkaitan, kemudian dengan cara bertahap ia akan membuat gamabaran yang jelas pada obje yang dituju. Sementara cara berfikir santriwati memiliki sifat ekspansif.

C.    SIKAP DAN PERILAKU SANTRIWAN/SANTRIWATI
Sikap dan perilaku santriwan/santriwati ditunjukkan dalam disiplin mentaati tata tertib pesantren seperti:
1.      Kelengkapan atribut dan seragam pesantren.
2.      Kedisiplinan dalam menjaga kebersihan dan lingkungan pesantren.
3.      Kedisiplinan dalam proses belajar mengajar.
4.      Kehadiran santriwan/santriwati di pesantren.
5.      Kedisplinan dalam hal larangan santriwan/santriwati.
Namun, meski secara keseluruhan perilaku santriwan/ santriwati  sudah mentaati tata tertib yang telah diberlakukan di Pesantren tetapi masih terdapat beberapa sikap santri yang kurang mendukung pelaksanaan tertib di Pesantren. Misanya saja dari beberapa responden, mereka akan membiarkan teman mereka melakukan pelanggaran jika mereka tidak termasuk dalam Jasus/ Jasusat ( Mata- mata yang ditunjuk oleh pihak pesantren).

PENUTUP
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan diatas maka dapat kita ketahui bahwa dari kegiatan pesantren selama ini sudah dapat meningkatkan kesadaran hukum santriwan/santriwati yang tercermin pada sikap dan perilakunya. Terdapat perbedaan tingkat kesadaran hukum antara santriwan/santriwati

kesadaran hukum santriwan/santriwati terhadap kedisiplinan mentaati tata tertib pesantren dikatakan tinggi. Hal tersebut ditunjukkan dengan sedikitnya  pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan santriwan/santriwati dalam mentaati tata tertib pesantren. Dari hasil pembagian angket yang dilakukan pada saat observasi diketahui bahwa secara umum pengetahuan santriwan/santriwati terhadap hukum sudah baik.

Gugur Daun Itu




Gugur Daun Itu






Dari ribuan gugur daun kemarin
Berulang kali angin sepoi menerpa
Kering meronta- ronta
Namun….
Terik dunia tak juga sadar
Lengah tenggelam dalam arus

Lemah namun tabah...
Pasrah namun bukan kalah....
Bagaimanapun....
Besuk, lusa, dan seterusnya...

Kapanpun....
Tak akan pernah...
Tidak sekalipun pernah...
Karena daun yang jatuhpun tak akan pernah menyalahkan angin....

Lusuh warna  kering itu
Hanya berharap meratap asing
Guguran daun itu hanya menangis
Merasa lelah kerap diterpa
Angin….
Angin….
Elok sejuk dirimu
Tapi tak untuk tubuhku
Berharap pasrah akan pertolongan
Guguran itu terlanjur letih
Ia pergi
Terbakar arah yang tak terarah